Tidur tidak hanya berperan menggantikan tenaga yang hilang. Bagi bayi, tidur memiliki arti yang jauh lebih penting dan memegang peranan besar bagi perkembangannya. Saat bayi tidur terjadi perbaikan fungsi sel-sel tubuh termasuk sel-sel otak, diproduksinya dan hormon-hormon tubuh.
Anak yang tidak dapat tidur malam dengan baik akan mudah menjadi marah, depresi, sulit mengerjakan sesuatu serta sulit berkonsentrasi. Anak akan kehilangan nafsu makan, berat badan menurun dan akhirnya jatuh sakit.
Mengingat pentingnya aktivitas tidur bagi bayi dan anak-anak maka gangguan tidur pada anak perlu diwaspadai dan coba diatasi.
Tidur juga akan membantu meningkatkan daya ingat. Tidur yang terganggu akan menyebabkan penurunan fungsi otak meskipun bagian yang lain dapat menggantikannya. Bayi dan anak yang tidak dapat tidur dengan baik juga cenderung selalu ingin terjaga dan sulit memulai tidur. Defisit tidur yang berkepanjangan dapat mengakibatkan gangguan emosional dan anak menjadi tidak bergairah.
Menurut Dr.Dwi.P,Sp.A(K),M.Med dalam seminar tentang Pentingnya Tidur dan Kesehatan Kulit bagi Perkembangan Bayi, bahwa tidur bukanlah suatu keadaan tidak sadar yang berkelanjutan. Ada berbagai tahap yang dilalui sepanjang malam itu yang masing-masing dapat diidentifikasi melalui aktifitas gelombang listrik di otak.
Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata terdapat pula pada bayi yang baru lahir, yaitu tidur aktif atau REM ( Rapid Eye Movement) dan tidur tenang atau non-REM. Bayi norma, anak dan orang dewasa mempunyai periode REM dan non REM yang berubah-ubah beberapa kali selama tidur malam hari. Pada tahun pertama, sebagian besar bayi terbangun pada malam hari dan ini tidak diketahui oleh orang tuanya karena mereka tidak menangis.
Pola siklus tidur bangun baru jelas pada umur 3-4 bulan dimana proporsi tidur lebih banyak pada malam hari. Umumnya, tidur pagi hari (morning naps) berhenti pada umur 1 tahun dan tidur siang hari ( afternoon naps) terus berlanjut hingga anak berusia 3 tahun. Pada akhirnya jumlah tidur menurun bertahap selama periode anak-anak.
Karena perkembangan tidur ini berkaitan dengan umur dan bertambah besarnya anak maka jumlah tidur yang diperlukan pun berkurang, diikuti dengan penurunan proporsi REM dan non-REM. Dari rata-rata 16,5 jam pada umur satu minggu, 14 jam pada umur 1 tahun, 13 jam pada umur 2 tahun, 12 jam umur 3 tahun, 11 jam pada umur 5 tahun dan 10 jam pada umur 9 tahun.
TAHAPAN TIDUR
Ada 5 tahapan tidur.
Tahap pertama adalah sewaktu bersiap untuk tidur, terbaring, relax, tonus ( ketegangan) otot mulai menurun, dan mata masih terbuka.
Tahap kedua, kedua bola mata berhenti bergerak dan tonus otot masih terpelihara. Selama waktu ini anak masih akan terbangun oleh suara yang agak berisik.
Tahap ketiga, orang tertidur cukup pulas dan sangat relaks karena tobus otot lenyap sama sekali
Tahap keempat adalah tidur paling nyenyak, tanpa mimpi dan sulit dibangunkan. Ada yang mengatakan bahwa di tahap ini hormon pertumbuhan diproduksi untuk memulihkan tubuh, memperbaiki sel, dan membangun oto dan jaringan pendukung, dan mengutakan tulang. Perasaan enak dan segar setelah bangun tidur setidak-tidaknya mungkin disebabkan hormon pertumbuhan bekerja dengan baik.
Pada tahap kelima, bola mata mulai bergerak cepat, sehingga tidur ini disebut REM. Detak jantung dan nafas bertambah cepat, tekanan darah naik, otot-otot anggota gerak dan badan tegang kembali. Walaupun ada aktivitas demikian tapi anak masih tertidur lelap dan sulit terbangun.
Mimpi yang jelas akan terlihat pada tahap ini. Ada yang mengatakan bahwa tahap ini memulihkan pikiran, menjernihkan rasa khawatir, dan mempertahankan sel-sel otak. Selama tahap tidur pertama sampai tahap keempat, kedua bola mata tidak bergerak secepat tahap tidur kelima. Oleh karena itu jenis tidur selama keempat tahap pertama dikenal sebagai tidur non-REM.
Tak ada bayi atau anak yang melewati masa kecilnya tanpa pernah mengalami gangguan tidur sama sekali. Secara garus besar ada 2 gangguan tidur yaitu disomnia dan parasomnia.
Pada disomnia gangguan terutama terjadi pada kualitas waktu atau lamanya tidur (misalnya sleep refusal dan night walking)
Sedangkan parasomnia gangguan utama adalah adanya kejadian abnormal yang terjadi selama tidur seperti night terror, nightmare, sleep waking, sleep talking
Insomnia, hipersomnia dan gangguan siklus tidur bangun termasuk dalam disomnia.
JENIS GANGGUAN TIDUR
1.Night terror/pavor nocturnis ( serangan kengerian)
Umumnya terjadi pada anak berumur 18 bulan - 5 tahun. Anak yang sedang tidur tiba-tiba duduk, berteriak, tampak bingung,disorientasi, mata terbelalak dan terlihat ketakutan sekali. Meski terbangun ia tidak mengenal orang tuanya atau orang lain. Serangan ini hanya berlangsung beberapa menit kemudian anak tidur lagi tapi dapat juga berlangsung lama.
Keesokan harinya anak samasekali tidak ingat akan kejadian semalam. Peristiwa ini biasanya terjadi setelah empat jam pertama tidur malam, yaitu pada periode tidur non-REM. Orang tua sering mengira hal ini sebagai mimpi buruk (nightmare). Padahal sebenarnya bukan karena mimpi tidak terjadi selama periode non-REM. Karena bukan mimpi maka anak tidak ingat kejadian semalam. Keadaan ini terutama terjadi pada keadaan anak sedang sakit, stres, dan kurang tidur. Tapi juga dapat terjadi tanpa faktor sters yang jelas.Orang tua dianjurkan tidak membangunkan anak, biarkan gangguan ini mereda dengan sendirinya. Jika tidak dibangunkan, anak akan tidur di akhir periode serangan.
2. Somnambulism/sleep walking ( tidur sambil berjalan)
Sering terjadi pada anak usia 5-7 tahun dan sering ada riwayat keluarga dengan gangguan serupa. Penderita bangun dari tempat tidur lalu berjalan, naik tangga, atau ke kamar mandi dengan mata terbuka bahkan sampai keluar rumah yang dapat membahayakan hidupnya. Ia juga tidak dapat menjawab pertanyaan.
Kejadian ini terjadi selama periode tidur non-REM. Pada anak, tidur berjalan ini berhubungan dengan night terror maupun ngompol. Umumnya serangan berlangsung sebentar selama beberapa menit kemudian anak tidur kembali.
3. Mimpi buruk ( nightmare)
Ini terjadi selama tidur REM, paling sering terjadi pada anak berumur 4-6 tahun, meski studi membuktikan bahwa 25 persen anak berumur 6-12 tahun masih dapat mengalami mimpi buruk.
Anak bangun sepenuhnya dan tampak ketakutan. Biasanya ia dapat mengingat kembali isi mimpinya dan dapat ditenangkan oleh orang tuanya. Seperti halnya night terror, kejadian ini mudah timbul bila ada faktor stres.
Mimpi buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan beberapa diantaranya bisa dihindarkan. Misalnya menghindari makanan tertentu pada malam hari seperti cokelat, keju, minuman bersoda, atau program tv tertentu. Bisa juga terjadi pada anak yang sedang dalam masa inkubasi penyakit atau khawatir akan sesuatu hal.
Orang tua sebaiknya mendampingi dan menenangkan anak hingga dia merasa nyaman dan relaks. Juga jangan memperlihatkan bahwa kita tegang. Yakinkan anak bahwa itu hanya mimpi. Setelah aman dan mimpi selesai anak biasanya akan tidur kembali. Proses ini akan cepat reda bila situasinya berubah, misalnya anak dibawa ke toilet atau ke ruangan lain untuk minum jus. Jika kejadian ini berulang secara teratur maka perlu diketahui latar belakangnya. Kalau perlu berkonsultasi ke psikolog.
4. Sleep refusal/bedtime struggle ( menolak tidur)
Gangguan ini tanda-tandanya anak berkeras menolak tidur. Tak jarang dengan menarik perhatian orang tua. Antara lain dengan meminta sesuatu berulang-ulangs eperti meminta minum, ke toilet, makan dan lain sebagainya. Terkadang juga dengan , misalnya bilang tidak mengantuk, sehingga orang tua sulit membedakan apakah anak memang tidak mengantuk, menentang atau hanya mencari perhatian.
Banyak hal yang menyebabkan anak menolak tidur misalnya pada anak tipe 'burung hantu' yang sulit mengantuk pada petang hari atau sudah terbiasa dengan pronlem tidur lambat. Untuk mengatasinya, coba ciptakan suasana pendukung kantuk yang meliputi lingkungan tenang, cukup temaram, dengan suhu yang nyaman. Tak kalah pentingnya, ciptakan waktu tidur yang rutin. Letakkan anak di tempat tidur sebelum tidur, jangan beri paparan yang menakutkan atau aktiviats berlebihan paling tidak satu jam sebelum tidur.
Bila keengganan tidur ini merupakan bagian dari peliraku menentang, orang tua dianjurkan meninggalkan kamar, abaikan tangis dan kemarahan anak. Bila anak keluar kamar, kembalikan lagi ke kamar dengan tegas, dan hindari percakapan seperti ' ini saatnya kamu tidur'.
Dengan cara ini, dalam kurun waktu 6 minggu akan terjadi penurunan mencolok, baik kekerapan maupun lainnya. Tapi pada anak yang memiliki rasa takut pada malam hari, meninggalkan kamar dan mengabaikan tangisannya justru memperburuk rasa takutnya. Meski, terkadang sulit membedakan apakah ini betul rasa takut atau hanya cara untuk menarik perhatian orang tua.
5. Night waking
Sebagian besar anak bangun pada malam hari. Banyak faktor yang dapat membuat anak terbangun malam hari. Penanganannya diantaranya dengan memberikan keterampilan menenangkan diri sendiri yang tanpa memerlukan bantuan orang tua. Selain itu, lingkungan tidur yang nyaman juga menentukan.
Bila anak menangis, pastikan bahwa ia tidak mengalami problem fisik. Bila bayi berusia lebih dari 6 bulan dan biasa diberi minum pada saat itu, maka jumlahnya dapat dikurangi secara bertahap, sehingga akhirnya tidak sama sekali dan diberikan hanya dalam keadaan bangun nantinya. Membiarkan anak menangis dapat dibenarkan setelah yakin tidak terdapat gangguan fisik pada anak. Cara lain adalah dengan membangunkan anak kira-kira 16-60 menit sebelum anak bangun spontan.
6. Sleep paralysis(kelumpuhan waktu tidur)
Ini terjadi pada anak besar atau remaja. Serangan terjadi pada waktu penderita baru saja tidur.Mendadak badan tidak dapat bergerak. Serangan berlangsung hanya beberapa detik dan berakhir secara spontan atau segera berakhir bila penderita disentuh. Hampir semua orang pernah mengalami kejadian ini yang sering juga disebut dengan istilah 'ketindihan' ini.
7. Sleep starts/mioklonus nocturnal (kejang)
Mioklonus nocturnal berupa serangan serangan mioklonus atau mioklonik ( kejang dan melemasnya otot) yang terjadi pada penderita yang baru saja tidur. Serangan ini bukan epilepsi dan tak perlu pengobatan.
8. Bedwetting ( ngompol)
Terjadi pada 1/3 awal tidur malam dan anak dapat bangun mendadak dan dimasukkan sebagai gangguan tidur. Meski kontrol kandung kemih pada malam hari biasanya dicapai pada umur 3 tahun, sejumlah anak masih mengalami kesulitan. Pada umur enam bulan rata-rata anak mengompol setiap 2 jam. Menjaga agar bayi tetap kering memiliki peran penting dalam membantu meningkatkan kualitas tidur bayi sepanjang malam.
Tidak seperti sleep waking atau night terror, ngompol tidak berhubungan dengan tahapan tidur. Studi menunjukkan bahwa anak berkemih terjadi pada setiap tahapan tidur. Tidak selalu pada tidur dalam, tapi lebih sering pada tahapan antara tidur dalam dan tidur ringan.
Ada 2 jenis ngompol; yaitu primer dan sekunder. Bentuk primer dapat disebabkan oleh berbagai faktor misalnya karena keturunan, tingkat kematangan, toilet training ( pelatihan buang air) yang kurang baik atau problem pada saluran kemih. Bentuk sekunder umumnya disebabkan oleh stres. Penanganan umumnya dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu tanpa pengobatan, pendekatan perilaku dan dengan obat.
Sumber : NOVA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar